Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 Juli 2011

DEMENTIA

Dementia adalah kumpulan gejala klinik yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit yang ditandai oleh hilangnya memori jangka pendek dan gangguan global fungsi mental termasuk fungsi bahasa, mundurnya kemampuan berpikir abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu serta tempat tanpa adanya gangguan tingkat kesadaran atau situasi stres, sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, efektivitas harian dan sosial, yang disebabkan oleh berbagai keadaan yang sebagian masih reversibel. Salah satu tipe dementia, yaitu dementia alzheimer atau pikun. Frekuensi dementia ini menempati urutan tertinggi dibandingkan dementia jenis lainnya, yaitu 50%-55%, walaupun beberapa penelitian di Asia (Singapura, Jepang, dan India) menunjukan frekuensi dementia vaskuler lebih besar dibandingkan dementia Alzheimer. Kemungkinan dari penyakit dementia ini sangat kuat untuk menyerang orang – orang dengan persentase umur yaitu 1% berumur 60-65 tahun, 6% berumur 70-75 tahun, dan 45% berumur 95 tahun.

Etiologi
Adanya defisit kognitif multipleks yang secara langsung, disebabkan oleh  berbagai faktor etiologi (kombinasi penyakit stroke atau alzheimer). dementia ditandai dengan adanya gangguan kognisi, fungsional, dan perilaku, sehingga menimbulkan gangguan pada pekerjaan, aktivitas harian, dan sosial. Dementia dapat progresif, statik, atau dapat pula mengalami remisi.
Dari segi etiologi dibedakan antara demensia reversibel dan irreversibel. Untuk demensia reversible penyebabnya adalah :
Drugs
Antidepresi, Antiansietas, Sedatif, Antiaritmia, Antihipertensi, Antikonvulsan, Obat-obat jantung termasuk digitalis, Obat-obat Antikolmergik.
Emosi/depresi   
Depresi, Shizofrenta, Mania, Psikosis.
Metabolik   
Penyakit tiroid, hipoglikemi, hipernatremi dan hiponatremi, hiperklasemi, gagal ginjal, gagal hati, penyakit cushing, penyakit wilson.
Eye/ear nutrisi   
difensiasi tiamin, difensiasi vitamin B12 (anemia pernisiosa), Difensiasi asam fosfat, difensiasi vitamin B6 (pellagra).
Trauma   
trauma kranioserebal, hematon subdural akut dan kronis.
Tumor       
glioma, meningioma, tumor metastatis.
Infeksi       
meningitis dan ensefalitis bakterialis, meningitis dan ensefalitis Akibat jamur, meningitis akibat kriptokokus, meningitis dan ensefalitis viral, abses otak, neurosifilis, AIDS.
Autoimun         
lupus eritematosus diseminata, multiple sklerosis. Dan di samping itu ada juga arterioseklerosis dan alkohol.
Untuk dementia yang irreversibel penyebabnya adalah:
Penyakit degeneratif       
penyakit alzaimer, dementia frontotemporal, penyakit huntington, penyakit parkinson, penyakit lewy bodies, atrofi olivopontoserebelar, amiotropik lateral sklerosis/dementia parkinsonism kompleks.
Penyakit vaskular
Infrak multipel, emboli serebral, arteritis, anoksia skunder akibat henti jantung, gagal jantung atau keracunan karbon monoksida.
Trauma
Trauma kranioserebral berat
Infeksi
Sub akut spongiform ensefalopati (creutzfeldt-jacob disease), post ensefalitis, leukoensefalopati multifokal progresif.

GAMBARAN KLINIK
Gambaran utama dementia adalah munculnya defisit kognitif multipleks, termasuk gangguan memori, setidak-tidaknya satu di antara gangguan kognitif berikut ini: afasia, apraksia, agnosia, atau dalam hal fungsi eksekutif.
Rincian gambaran klinik dementia adalah sebagai berikut:
Gangguan memori, dalam bentuk ketidakmampuan untuk belajar tentang hal-hal baru.
Afasia, dapat dalam bentuk kesulitan dalam menyebut nama orang atau benda.
Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun kemampuan motorik, fungsi sensorik, dan pengertian yang diperlukan tetap baik,
Agnosia, ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda meskipun fungsi sensoriknya utuh.
Gangguan fungsi eksekutif, merupakan gejala yang sering dijumpai pada demensia.
gejala yang lain, sangat bervariasi.
tanda klinik dan kondisi medik secara umum, bergantung pada riwayat penyakit, letak dan tahap perjalanan proses patologik yang mendasarinya.
gambaran spesifik tentang budaya dan umur, perlu dipahami untuk melengkapi data tentang dementia.Latar belakang budaya dan pendidikan perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi kapasitas seseorang.
perjalanan klinik demensia.

DIAGNOSIS DEMENSIA
Diagnosis dementia perlu ditegakkan sedini mungkin dan dibedakan berdasarkan etiologi, usia onset, gambaran klinis dan gangguan neropsikologis. Dementia di tandai dengan adanya gangguan kognisi, fungsional, dan perilaku, sehingga menimbulkan gangguan pada pekerjaan, aktivitas harian, sosial. Pada pemeriksaan fisik diperlukan wawancara meliputi onset dan perjalanan penyakit, usia, onset, riwayat medis umum, dan neurologis, perubahan neurobeheviour, riwayat psikiatri, riwayat keluarga, dan riwayat yang berhubungan dengan etiologi misalnya infeksi, gangguan nutrisi, intoksikasi, dan penggunaan obat. Beberapa tipe dementia antara lain dementia Alzheimer, dementia vaskular, dementia akibat infeksi (HIV). Dementia akibat penyakit Parkinson, dementia akibat penyakit Huntington, dementia akibat penyakit Pick, dementia akibat penyakit creutzfeld jacob, dementia akibat penyakit umum yang berat, dan dementia akibat intoksikasi. Dementia alzheimer merupakan dementia yang mempunyai frekuensi tertinggi, meliputi 50-55% dari seluruh dementia, tetapi beberapa laporan penelitian di Asia, diantaranya Singapura, Jepang, dan India menunjukkan frekuensi dementia vaskuler lebih tinggi dari dementia alzheimer. 

PEMERIKSAAN PENUJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
Laboratorium:
darah lengkap, urin lengkap, gula darah, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, tes fungsi tiroid, pemeriksaan serologi, seperti TPHA/ VDRL, HIV dan pemeriksaan cairan serebrospinal.
Elektroensefalografi
Menunjukan gelombang lambat yang difus pada dementia stadium lanjut.
CT Scan/ MRI otak
Menunjukan keadaan struktural otak yang atrofi pada girus-girus atau otak difus.
PET Scan (Positron Emission Tomography)
Dapat mengukur regional CBF (Cerebral Blood Flow) asupan glukosa dan O2 untuk membedakan tipe dementia.
SPECT (Single Photon Emission Computerized Tomography)
Mengukur regional CBF, dapat membedakan dementia alzheimer dan atrofi cerebrilobar.
PENATALAKSANAAN
    Tujuan utama penanganan pada dementia adalah agar penderita dapat mengoptimalkan kemampuan yang masih ada dan memperbaiki kualitas hidupnya.Pada dementia penanganannaya terdiri dari dua bagian yaitu :
1.Non farmakologis :
Berbagai cara konseling, terapi suportif/ psikoterapi, terapi kognitif, aktivitas hidup sehari-hari dan sosialisasi. Berdasarkan konsep  “KISS ME” (Komunikasi, Imajinasi, Sosialisasi, Spiritual, Musik, dan kesenian lain, Emosi)
Senam otak (Brain gym), dengan menyilang garis tengah tubuh dan gerakan anggota tubuh alternatif.
Latihan neurobik (Neurobic exercise), progaram neurobik berbeda dengan mengisi teka-teki silang, puzzles atau latihan memori yang bersifat rutin. Program neurobik melatih otak dengan sesuatu yang tidak rutin dengan menggunakan panca indera dan emosinya.
Jaga kesehatan tubuh dengan makanan sehat, hindari merokok dan alkohol serta berolahraga secara teratur sesuai kemampuan.
2. Farmakologis
Berbagi obat yang dapat digunakan adalah :
Terapi simtomatik
Nootropik: pirasetam, dikatakan akan memperbaiki neurotransmisi dan metabolisme neuron juga memperbiki perfusi serebri dengan menormalkan eritrosit dan hiperagregabilitas.
Cognitive enhancers: alfa tokoferol, gingko biloba, nicergoline, ergot alkaloid. Diberikan pada lansia dengan keluhan gangguan kognitif.
Cholinesterase inhibitor: Rivastigmine, Donepezil HCL. Menghambat penghancuran asetilcolin. Diindikasikan untuk dementia ringan dan sedang.
Modulator reseptor glutamat: cycloaerine, ampakine, milacemide.
Terapi fisiopatologik
Antioksidan: Kerusakan oksidatif oleh karena radikal bebas mempunyai peranan penting pada proses penuaan dan penyakit neurodegeneratif. Vitamin E dosis tinggi sampai 2000 IU/hari mempunyai pengaruh memperlambat progresifitas penyakit.
 Anti inflamasi (NSAID): proses inflamasi akan mengaktifkan dan meningkatkan mikroglia sehingga menghasilkan bahan inflamasi interleukin I. yang menyebabkan perubahan neuron otak.
Hormonal:
·    Neuropeptida
·    Esterogen
Asam folat

DAFTAR PUSTAKA
Yustiani Dikot. Medika Kartika Vol.3 No.1 (April 2005). halaman 45-54
Wita j.Suwono.Majalah Kedokteran Atmadjaya Vol.2 No.1. (Januari 2003) halaman40-49
Harsono.2003.Kapita Selekta Neurologi.Gadja Mada University Press.Yogyakarta.halaman 26-29
www.eMedicine.com/Delirium, Dementia, and Amnesia  Article by Paul S Gerstein, MD. Last update : 23 January 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar