Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 Juli 2011

DEPRESSION

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.

Sekitar 10% orang yang mengunjungi dokter untuk keluhan psikisnya sesungguhnya menderita depresi.
Depresi mulai timbul pada usia 20, 30 atau 40 tahun.

Suatu episode depresi biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, tetapi pada 15-20% penderita bisa berlangsung sampai 2 tahun atau lebih.
Episode depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali.

Depresi situasional adalah depresi yang terjadi setelah suatu peristiwa traumatik, seperti kematian orang yang dicintai.
Holiday blues adalah depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan sesuat, bersifat sementara.
Depresi endogenous adalah depresi tanpa penyebab yang pasti.

PENYEBAB UMUM GANGGUAN JIWA:
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatkan juga secara somato-psiko-sosial. dalam mencari penyebab gangguan jiwa, ketiga unsur tersebut harus diperhatikan. seseorang yang dikatakan sakit jiwa dan menderita ialah manusia seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya, atau lingkungannya.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan sex (jenis kelamin), keadaan bandaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian rang yang dicintai,agresi, rasa bermusuhan, dan hubungan antar manusia.

DEPRESSI DI BAGI MENJADI 2, YAITU:
01. depresi mayor gangguan dismitik
02. depresi biasa

Dalam banyak cara menunjukkan rasa kesedihan dan kemurungan yang mengikuti rasa kehilangan simpati, sering terdapat perasaan rendah diri, bersalah dan menyalahkan diri sendiri, menarik diri dari kontak intrapersonal dan gejala somatik (susah makan dan susah tidur)

PENYEBAB DEPRESSI:
1. Adanya strez yang kronik dan berlangsung lama.
2. Terjadi benturan di kepala, sehingga terjadi gangguan di saraf.
3. Adanya keturunan/ bakat depression dari orang tua.
4. Efek samping dari obat-obatan tertentu.
5. Kepribadian Introvert.
6. Peristiwa Kehilangan.
7. Perubahan Faktor Hormonal biasa terjadi pada wanita (kelainan fungsi tiroid)
8. Terjadi karena atau bersamaan dengan kelainan fisik, dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Langsung: Penyakit tiroid yang mengubah kadar hormon
b. Tidak Langsung: Penyakit Arthritis Rematoid atau AIDS


KELAINAN FISIK YANG MENYEBABKAN DEPRESSI:

1. EFEK SAMPING OBAT-OBATAN
- Amfetamin
- Obat anti-psikosa
- Beta bloker
- Simetidin
- Pil KB
- Sikloserin
- Indometasin
- Air raksa
- Metildopa
- Reserpin
- Talium
- Vinblastin
- Vinkristin

2. INFEKSI
- AIDS
- Influenza
- Mononukleosis
- Sifilis (stadium lanjut)
- Tuberkulosis
- Hepatitis virus
- Pneumonia virus

3. KELAINAN HORMONAL
- Penyakit Addison
- Penyakit Cushing
- Hiperparatiroidisme
- Hipotiroidisme dan hipertiroidisme
- Hipopituitarisme

4. PENYAKIT JARINGAN IKAT
- Artritis rematoid
- Lupus eritematosus sistemik

5. KELAINAN NEUROLOGIS
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Sklerosis multipel
- Penyakit Parkinson
- Tidur apneu
- Stroke
- Epilepsi lobus temporalis

6. KELAINAN GIZI
- Pellagra (kekurangan vitamin B6)
- Anemia pernisiosa (kekurangan vitamin B12)

7. KANKER
- Kanker perut (indung telur, usus besar)
- Kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.


MACAM-MACAM DEPRESI:
01. Agitated Depression
adalah gangguan depresi mayor dengan agitasi psikomotorik.

02. Analitic Depression
adalah gangguan perkembangan fisik, sosial, dan perkembangan intelektual
seorang bayi yang merupakan akibat dari tidak adanya ibu.

03. Congennital Chondrosternal Depression
adalah cekungan yang dalam, berbentuk corong pada bagian anterior dinding dada.

04. Doble Depression
adalah episode depresive mayor yang menonjol untuk suatu waktu pada gangguan
distimik kronik, biasanya setelah gangguan tersebut berakhir pasien kembali dalam
kondisi distimik biasa.

05. Endogenous Depression (Major Depression)
adalah suatu jenis depressi yang disebabkan oleh faktor somatik atau biologi
daripada pengaruh lingkungan (berkebalikan dengan suatu depressi reaktif).

Ditandai dengan: retardasi psikomotorik, terjaga pada dini hari, berat badan turun
drastis, rasa bersalah yang berat, dan kurangnya reaktivitas
lingkungan.

06. Freezing Point Depression
adalah depressi dari titik beku dari suatu cairan dibawah pelarut murni tersebut,
perbandingan terhadap konsentarsi dari cairan pelarut Osmolality.

07. Leao's Spreading Depression Spreading Depression
adalah depressi dari ritme elektris normal yang terekam dari korteks serebri
menyebar keluar dari suatu daerah rangsangan atau keruskan kortikal.

08. Major Depression
adalah gangguan depressi mayor.

09. Neurotic Depression
adalah adanya dep[ressi yang bukan suatu depressi psikotik digunakan kadang-
kadang secara luas untuk menunjukkan adanya depresssitanpa gambaran psikotik
dan kadang-kadang lebih sempit untuk menunjukkan hanya bentuk yang lebih
ringan dari Depression yang akan didiagnosis sebagai gangguan dismitik menurut
kriteria DSM-IV atau sebagai depressi aktif.

10. Otic Depression
adalah gangguan pada lubang pendengaran.

11. Pacchionian d's
adalah gangguan pada foveola granularis.

12. Postactivation Depression
adalah suatu pengurangan amplitudo darah dari gelombang M pada rangsangan tambahan beberapa menit setelah
suatu kontraksi yang sangta keras atau setelah gerakan tetap yang disebabkan oleh rangsangan saraf secara berulang.

13. Precordial Depression
adalah gangguan pada fossa epigastrica def. 1.

14. Psychotic Depression
adalah suatu perasaan keras, gangguan depresive mayor dengan gambaran psikotik, seperti halusinasi, delusi,
mutisme, atau stupor. Namun demikian, istilah secara umum digunakan pada perasaan yang lebih luas untuk
meliputiseluruh depresi berat yang menyebabkan gangguan sosial atau fungsi okupasi yang mencolok, seperti
suatu ekivalen kasar dari gangguan depressivemayor atau Endogenous Depression.

15. Pterygoid Depression
adalah gangguan pada fovea pterigoidalis.

16. Radial Depression
adalah gangguan pada fossa radialis humeri.

17. Reactive Depression
adalah depressi yang disebabkan oleh keadaan luar dan beberapa faktor lingkungan lain, berlawanan dengan Endogen
Depression dengan suatu ketidak hadiran gangguan vegetatif yang mencolok.

18. Retarded Depression
adalah gangguan Major Depression dengan retardasi psikomotorik.

19. Situasional Depression Reactive Depression

20. Supratrochlear Depression
adalah suatu cekungan ringan pada permukaan anterior femur di atas trochlea.

21. Unipolar Depression
adalah depressi yang tidak diikuti oleh episode mania atau hipomania seperti pada gangguan depresive mayor atau
gangguan distimik.

22. Ventricular Depression
adalah gangguan pada bagian pengukuran tekanan vena yang terletak diantara gelombang ventricular dan gelombang
atriol.


GEJALA DEPRESI
Biasanya gejala ini terlihat secara bertahap dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Penderita biasanya tampak tenang dan sedih atau mudah tersinggung dan cemas.

1. Depressi Vegetatif: penderita cenderung menarik diri, jarang berbicara, tidak mau makan dan tidak mau tidur.
2. Depressi Agitasi: tampak sangat gelisah, meremas-remas tangannya serta banyak berbicara.
3. Depresi disritmik: Penderita tampak muram, pesimis, tidak suka bercanda atau tidak mampu merasakan kesenangan; pasif dan letargis; introvert; curiga, suka mengkritik dan sering menyesali dirinya sendiri.
Fikiran penderita dipenuhi dengan kekurangan, kegagalan dan peristiwa negatif, kadang sampai menikmati kegagalan mereka sendiri.
4. Depressi Psikotik: Penderita mengalami Delusi (keyakinan yang palsu)


DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan tanda-tanda dan gejalanya.
Riwayat depresi sebelumnya atau riwayat keluarga dengan depresi bisa memperkuat diagnosis.

Untuk membantu menentukan beratnya depresi kadang digunakan pertanyaan standar berikut:
- Skala Penilaian Depresi Hamilton, pertanyaan diarahkan secara verbal oleh penanya
- Kuosioner Depresi Beck, pertanyaan diisi sendiri oleh penderita.

Pemeriksaan darah bisa membantu menentukan penyebab depresi.
Hal ini terutama dilakukan pada penderita wanita, dimana faktor hormonal bisa menyebabkan terjadinya depresi.

Pada kasus-kasus yang sulit, bisa dilakukan pemeriksaan lainnya untuk memperkuat diagnosa.
Gangguan tidur adalah gejala depresi yang khusus. Ensefalogram tidur bisa dilakukan guna mengukur waktu yang diperlukan penderita untuk sampai pada tahap tidur REM (periode tidur selama terjadinya mimpi).
Dalam keadaan normal diperlukan waktu sekitar 90 menit, pada penderita depresi biasanya hanya diperlukan waktu 70 menit atau kurang.


PENGOBATAN
Pada saat ini pengobatan depresi tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Penderita yang harus dirawat di rumah sakit adalah penderita yang:
- memiliki kecenderungan bunuh diri atau merencanakan tindakan bunuh diri
- terlalu lemah karena berat badannya turun
- memiliki resiko terjadinya kelainan jantung karena penderita sangat gelisah.

Pemberian obat-obatan merupakan langkah utama dalam mengobati depresi sekarang ini.
Pengobatan lainnya adalah psikoterapi dan terapi elektrokonvulsif.
Kadang digunakan kombinasi dari ketiga terapi tersebut.

Obat-obatan.

Tersedia beberapa jenis obat-obatan yang harus diminum secara teratur minimal selama beberapa minggu sebelum obat mulai bekerja.


Anti-depresi trisiklik.
Sering menimbulkan efek samping berupa mengantuk dan penambahan berat badan.
Obat ini juga menyebabkan peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah ketika penderita berdiri, pandangan kabur, mulut kering, linglung, sembelit, kesulitan untuk memulai berkemih dan orgasme yang tertunda. Efek ini disebut efek antikolinergik, yang lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Anti-depresi yang mirip dengan trisiklik memiliki efek samping yang berbeda:
- Venlafaksin bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah yang ringan
- Trazodon menyebabkan priapisme (nyeri ketika ereksi)
- Maprotilin dan bupropion bisa menyebabkan kejang.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Efek sampingnya lebih sedikit dan biasanya lebih aman digunakan pada penderita depresi yang disertai kelainan jiwa.
Efek samping yang terjadi berupa mual, diare dan sakit kepala; yang sifatnya ringan dan akan segera menghilang jika pemakaian obat dilanjutkan.
SSRIs efektif digunakan pada depresi yang disertai oleh kelainan jiwa berikut:
- Distimia, yang memerlukan pemberian jangka panjang
- Penyakit obsesif-kompulsif
- Penyakit panik
- Fobia sosial
- Bulimia.
Kerugian utama dari SSRIs adalah sering menyebabkan kelainan fungsi seksual.
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
Penderita yang meminum obat golongan MAOIs harus menjalani sejumlah pengaturan diet dan larangan tertentu.
Mereka sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung tiramin, misalnya bir, anggur merah (termasuk sherry), kopi manis, makanan yang terlalu matang, salami, keju tua, ekstrak jamur dan kecap.
Mereka harus menghindari obat-obatan seperti fenilpropanolamin dan dekstrometorfan, yang menyebabkan pelepasan adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah yang hebat secara tiba-tiba. Obat lainnya yang juga harus dihindari adalah anti-depresi trisiklik, SSRIs dan meperidin (pereda nyeri).
Penderita yang meminum MAOIs biasanya diharuskan membawa obat penawar (misalnya klorpromazin atau nifedipin) setiap saat. Jika timbul nyeri kepala berdenyut dan hebat, maka obat penawar ini harus diminum dan segera pergi ke rumah sakit terdekat.
MAOIs jarang digunakan karena menimbulkan kesulitan dalam pembatasan diet dan larangan tertentu, sehingga hanya diberikan kepada penderita yang tidak menunjukkan perbaikan dengan anti-depresi lainnya.
Psikostimulan (perangsang psikis).
Contohnya adalah metilfenidat, yang biasanya diberikan kepada penderita yang menarik diri, tenang dan mengalami kelelahan atau penderita yang tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat anti-depresi lainnya.
Psikostimulan cenderung bekerja dengan cepat (dalam 1 hari), sehingga kadang diberikan kepada penderita depresi usia lanjut yang baru menjalani pembedahan atau menderita penyakit yang berkepanjangan.


PEMERIKSAAN KLINIK (LABORATURIUM)
Secara umum pemeriksaan Laboraturium tidak tersedia untuk diagnosis Depressi Mayor. Didasarkan oleh perjalan klinis, pemeriksaan laboraturium sangat berguna untuk menentukan apakah mengidap penyakit kesehatan, seperti Depressi Mayor (MDD). Pemeriksaan tersebut antara lain:
- CBC Count
- Thyroid-Stimulating-Hormone (TSH)
- Antinuclear Antibody (ANA)
- Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
- Vitamin B-12
- Rapid Plasma Reagin
- HIV Test
- Electrolites and calcium levels and renal function test
- Liver function test
- Blood alcohol, blood, and urine toxicology screen
- ABG
- Dexamethasone suppression test (cushing desease)
- cosyntropin stimulation test (addison desease)

PEMERIKSAAN LAINNYA:
- CT Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) of the brain
- EEG

Perawatan untuk Depression (Treatment for Depression)
1. Supporting counselling (Bimbingan konseling)
2. Cognitive Therapy (terapy kognitiv)
3. Terapi Elektrokonvulsif
4. Problem Solving Therapy (terapy pemecahan masalah)

PSIKOTERAPI
Psikoterapi yang dijalankan bersamaan dengan pemberian anti-depresi memberikan hasil yang lebih baik.

Psikoterapi individual maupun kelompok bisa membantu penderita secara bertahap untuk memulai kembali tanggung jawabnya yang dahulu dan menyesuaikan diri dengan tekanan kehidupan yang normal.
Pada psikoterapi interpersonal, penderita menerima dukungan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hidupnya.

TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif bisa membantu merubah fikiran negatif dan rasa putus asa.
Untuk depresi yang lebih ringan, psikoterapi saja bisa sama efektifnya dengan terapi obat-obatan.

TERAPI ELEKTROKONVULSIF
Terapi elektrokonvulsif (ECT) digunakan untuk mengatasi depresi berat, terutama pada:
- penderita psikotik
- penderita yang mengancam akan melakukan bunuh diri
- penderita yang tidak mau makan.

Terapi ini biasanya sangat efektif dan bisa segera meringankan depresi.

Elektroda dipasang di kepala dan aliran listrik diberikan untuk merangsang kejang di dalam otak. Untuk alasan yang tidak dimengerti, kejang ini menyebabkan berkurangnya depresi.
Pengobatan dilakukan sebanyak 5-7 kali.
Aliran listrik bisa menyebabkan kontraksi otot dan nyeri, sehingga penderita dibius total selama pengobatan.
ECT bisa menyebabkan hilangnya ingatan untuk sementara waktu.


PROGNOSIS
Jika tidak diobati, depresi bisa berlangsung sampai 6 bulan atau lebih.
Gejala yang ringan bisa menetap, tetapi fungsi penderita cenderung kembali normal.
Sebagian besar penderita mengalami episode depresi berulang, sekitar 4-5 kali sepanjang hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar