Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 Juli 2011

Gangguan Ansietas Fobik

Gangguan ini ditandai dengan adanya ansietas yang dicetuskan oleh adanya situasi atau obyek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan. Sebagai akibatnya, obyek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam.
Yang termasuk dalam gangguan ansietas fobik adalah agorafobia, fobia sosial, dan fobia khas (terisolasi).
Etiologi
Penelitian telah melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat pasien yang terkena memiliki sekurangnya satu sanak saudara, derajat pertama dengan fobia spesifik tipe yang sama.
Neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma­aminobutryc acid (GABA). Di batang otak, kemungkinan korteks prafrontalis bertanggung jawab untuk terjadinya penghindaran fobik. Pada tomografi emisi positron (PET = positron emission tomography) ditunjukkan suatu disregulasi pembuluh darah serebral.
Gangguan ini memiliki komponen genetik yang jelas. Fobia menggambarkan interaksi antara diatesis genetika konvensional dan stresor lingkungan.
Pada gejala fobik, perlemahan respons terhadap stimulus fobik yang dibiasakan tidak terjadi.
Freud memandang fobia sebagai akibat konflik yang berpusat pada situasi oedipal masa anak-anak yang tidak terpisahkan. Pada agorafobia, teori psikoanalitik menekankan kematian orangtua pada masa anak-anak dan suatu riwayat kecemasan perpisahan. Sendirian di depan publik menghidupkan kembali kecemasan masa anak-anak tentang ditelantarkan.
Manifestasi Klinis
Secara subyektif, fisiologik, dan tampilan perilaku, ansietas fobik tidak berbeda dari ansietas lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai berat (serangan panik).
Ansietas fobik seringkali bersamaan dengan depresi.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Suatu episode depresi seringkali memperburuk keadaan ansietas fobik yang sudah ada. sebelumnva. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik seringkali membaik dengan berjalannya waktu. Gangguan depresi dan ketergantungan alcohol seringkali mempersulit.
Diagnosis
Diagnosis pasti ketiga kelompok gangguan ansietas fobik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Gejala psikologis perilaku atau otonom yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder seperti waham atau pikiran obsesi
b. Ansietas yang timbul harus terbatas, untuk agorafobia, pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian ke luar rumah, dan bepergian sendiri; untuk fobia sosial, pada situasi sosial tertentu; untuk fobia khas, pada adanya obyek atau situasi fobik tertentu
c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol.
Penatalaksanaan
Terapi yang paling efektif adalah kombinasi farmakoterapi dan terapi kognitif-perilaku. Untuk farmakoterapi dapat digunakan obat-obat seperti yang digunakan untuk mengatasi gangguan panik.
Terapi kognitif mengintervensi kepercayaan yang salah. Pasien dapat diajarkan untuk melakukan relaksasi otot dan bagaimana mengendalikan dorongan untuk melakukan hiperventilasi dengan pernapasan yang teratur.
Gangguan Panik
Gangguan panik adalah gangguan yang ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak diperkirakan.
Etiologi
Terdapat hipotesis yang melibatkan disregulasi sistem saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi gangguan panik. Dilaporkan adanya peningkatan tonus simpatik pada beberapa orang dengan gangguan panik. Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GAGA).
Dalam lingkungan penelitian telah ditemukan zat penyebab panik (seringkali disebut panikogen) yang menyebabkan stimulasi respirasi dan pergeseran keseimbangan asam bass.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infus laktat, PET scan, dan prolaps valvula mural ditemukan pada pasien dan diperkirakan menjadi penyebab/faktorbiologik pada gangguan ini.
Ada petunjuk kuat faktor genetik ikut berperan. Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Demikian jugs pada kembar monozigot.
Teori psikososial menyatakan bahwa panik terjadi karma kegagalan mekanisme pertahanan terhadap impuls yang menyebabkan kecemasan.
ManifestaN Klinis
Serangan Bering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan cumber ketakutannya. Pasien seringkali mencoba meninggalkan situasi di mana ia berada untuk meminta bantuan. Serangan biasanya berlangsung selama ;0-30 menit dan jarang lebih lama dari I jam. Gejala mungkin menghilang dengan cepat atau bertahap.Di antara serangan, ia mungkin memiliki kecemasan yang lebih dahulu terhadap serangan lain.
Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai gejala somatik tertentu. Gangguan panik sering berlanjut menjadi agorafobia dengan serangan panik.
Gejala somatik saat panik:
a. Palpitasi,
b. Bbrkeringat,
c. Gemetar atau berguncang,
d. Rasa sesak papas atau tertahan,
e. Perasaan tercekik,
f. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman,
g. Mual atau gangguan perut,
h. Pusing, bergoyang, melayang, atau pingsan,
L Derealisasi atau depersonalisasi,
j. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila,
L Rasa takut mati,
L Parestesi (mati rasa atau sensasi geli),
m. Menggigil atau perasaan papas.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Gangguan panik biasanya muncul dalam masa remaja akhir atau masa dewasa awal. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Depresi dapat mempersulit. Walaupun pasien tidak cenderung berbicara tentang ide bunuh diri, mereka cenderung berisiko tinggi.
Pasien dengan fungsi pramorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki prognosis yang baik.
Diagnosis
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan dalam masa kira­kira satu bulan:
a. Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya s,;cara obyektif tidak ada bahaya,
b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya,
c. Dengan keadaan yang relatif betas dari gejala-gejala ansietas pada periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi jugs ansietas antisipatorik, yaitu ansietas yang terjadi setelah membayangkan, sesuatu yang akan terjadi).
Ponatalsksanaan
Penatalaksanaan meliputi fannakoterapi dan psikoterapi. Perlu diketahui bahwa gejala panik baru tampak berkurang setelah minum obat 2-4 minggu. Psikoterapi meliputi terapi kognitif dan perilaku. Tempi psikososial lain yang dapat digunakan adalah terapi keluarga dan psikoterapi berorientasi tilikan. Perhatian khusus ditujukan kepada makna yang tak disadari terhadap panik.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Gangguan cemq menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekedaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
Etiologi
Walaupun belum terbukti bahwa reseptor benzodiazepin abnormal, tetapi orang banyak melakukan penelitian pada lobus oksipitalis yang memiliki konsentrasi benzodiazepin tertinggi. Beberapa bukti menyatakan bahwa pasien dengan gangguan ini memiliki subsensitivitas pada reseptor adrenergik alfa-2.
Terdapat laporan menyatakan 50 % terjadi pada kembar monozigotik dan 15 % pada kembar dizigotik.
Pada gangguan ini terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respons secara tidak tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapinya. Dikatakan pule terdapat gejala konflik bawah radar yang tidak terpecahkan.
Manifestasi Klinis
Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik wring dimanifestasikan dengan gemetar, gelisah, dan nyeri kepala. Hiperaktivitas dimanifestasikan oleh sesak napes, keringat berlebihan, palpitasi. dan gejala gastrointestinal. Gejala lain adalah mudah tersinggung dan dikejutkan. Pasien seringkali datang ke dokter annum atau penyakit dalam dengan keluhan somatik yang spesitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar