SINDROM NEFROTIK
Definisi- Sindrom nefrotik adalah gangguan klinis yang ditandai oleh proteinuria, hipoalbuminea, edema, dn hiperlipidemia. ( Brunner Suddart, KMB 2)
- Sindrom Nefrotik adalah salah satu manifestasi klinik Glomerulonefritis yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria massif, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan lipiduria (Soeparman, IPDJilid 2)
- Sindron Neprotik adalah gangguan yang berlaku apabila ginjal telah rusak dan seterusnya menyebabkan protein di dalam darah keluar ke dalam urin
- Sindrom Nefrotik (SN, Nephrotic Syndrome) adalah suatu sindrom klinik dengan gejala proteinuria masif (? 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ? 2+ ) yang menyebabkan terjadinya hipoproteinemia (terutama hipoalbuminemia, dengan kadar ? 2,5 g/dl ) dan karenanya, mengakibatkan terjadinya edema. Sindrom nefrotik dapat disertai dengan terjadinya hiperkolesterolemia (kolesterol >200 mg/dl), hiperlipidemia, dan hiperlipiduria (Alatas et al, 2005; Chiu and Yap, 2005; Rudolph et al, 2006).
a) Proteinuria masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m2 luas permukaan tubuh per hari)
b) Hipoalbuminemia (kurang dari 3 g/dl)
c) Edema
d) Hiperlipidemia
e) Lipiduria
f) Liperkoagulabilitas
Etiologi
Berdasarkan etiologinya, SN dapat dibagi menjadi SN primer (idiopatik) yang berhubungan dengan kelainan primer glomerulus dengan sebab tidak diketahui dan SN sekunder yang disebabkan oleh penyakit tertentu seperti sirkulasi mekanik, infeksi, toksin,dan lain sebagainya. Gangguan imunitas yang diperantarai oleh sel T diduga menjadi penyebab SN. Hal ini didukung oleh bukti adanya peningkatan konsentrasi neopterin serum dan rasio neopterin/kreatinin urin serta peningkatan aktivasi sel T dalam darah perifer pasien SN yang mencerminkan kelainan imunitas yang diperantarai sel T. Kelainan histopatologi pada SN primer meliputi nefropati lesi minimal,nefropati membranosa, glomerulo-sklerosis fokal segmental, glomerulonefritis membrano-proliferatif. Penyebab SN sekunder sangat banyak, di antaranya penyakit infeksi, keganasan, obat-obatan, penyakit multisistem dan jaringan ikat, reaksi alergi, penyakit metabolik, penyakit herediter-familial, toksin, transplantasi ginjal, trombosis vena renalis, stenosis arteri renalis, obesitas massif. Di klinik (75%-80%) kasus SN merupakan SN primer (idiopatik). Pada anak-anak (< 16 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi minimal (75%-85%) dengan umur rata-rata 2,5 tahun, 80% < 6 tahun saat diagnosis dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak daripada wanita. Pada orang dewasa paling banyak nefropati membranosa (30%-50%), umur rata-rata 30-50 tahun dan perbandingan laki-laki dan wanita 2 : 1. Kejadian SN idiopatik 2-3 kasus/100.000 anak/tahun sedangkan pada dewasa 3/1000.000/tahun. Sindrom nefrotik sekunder pada orang dewasa terbanyak disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada SN primer ada pilihan untuk memberikan terapi empiris atau melakukan biopsi ginjal untuk mengidentifikasi lesi penyebab sebelum memulai terapi. Selain itu terdapat perbedaan dalam regimen pengobatan SN dengan respon terapi yang bervariasi dan sering terjadi kekambuhan setelah terapi dihentikan.
Manifestasi Klinis
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema.
- Edema
- Sakit Kepala
- Iritabilitas
- Keletihan
- Proteinuri
- Hipoalbuminemi
- Hiperlipidemi
- Lipiduri
- Edema
- Hiperkoagulabilitas
- Kerentanan terhadap infeksi
Komplikasi
- Infeksi
- Tromboembolisme
- Emboli pulmonary
- Peningaktan terjadinya aterosklerosis
Berikut merupakan garis panduan dalam penyiasatan dan penyelidikan berhubung dengan sindrom nefrotik :
- Sampel urin menunjukkan kehadiran protein(>3.5g/ sehari). Urin juga di teliti di bawah mikroskop bagi memastikan kehadiran benda-benda asing yang lain seperti cast.
- Hipoalbuminemia: tahap albumin dalam darah < 30g/L
- Tahap kolesterol yang tinggi atau secara spesifiknya peningkatan LDL serta VLDL.
- Ujian fungsi renal juga dibuat utuk melihat aras elektrolit, urea dan creatinine (EUCs).
- Biopsi buah pinggang
- ultrasound
- Pengesanan kehadiran auto-antibodi dalam badan (ANA,ASOT,C3, cryoglobulin, serum elektroforesis)
Pengobatan sindrom nefrotik terdiri dari :
- Pengobatan spesifik di tujukan terhadap penyakit dasar ginjal atau penyakit penyebab
- Pengobatan non-spesifik
- Nefropati lesi minimal dan nefropati membranosa adalah dua kelainan yang memberikan respon terapi yang baik terhadap steroid.
- Imunosupresif
- prednison 125 mg setiap 2 hari sekali selama 2 bulan kemudian dosis dikurangi bertahap dan dihentikan setelah 1-2 bulan jika relaps.
- Regimen lain pada orang dewasa adalah prednison/prednisolon 1-1,5 mg/kg berat badan/hari selama 4 minggu diikuti 1 mg/kg berat badan selang 1 hari selama 4 minggu.
- Pada anak-anak diberikan prednison 60 mg/m2 luas permukaan tubuh atau 2 mg/kg berat badan/hari selama 4 minggu, diikuti 40 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap 2 hari selama 4 minggu(7).
a. Remisi lengkap
a) proteinuri minimal (< 200 mg/24 jam)
b) albumin serum >3 g/dl
c) kolesterol serum < 300 mg/dl
d) diuresis lancar dan edema hilang
b. Remisi parsial
a) proteinuri <3,5 g/harI
b) albumin serum >2,5 g/dl
c) kolesterol serum <350 mg/dl
d) diuresis kurang lancar dan masih edema
c. Resisten klinis dan laboratoris tidak memperlihatkan perubahan atau perbaikan setelah pengobatan 4 bulan dengan kortikosteroid.
Pengobatan non-spesifik
- mengurangi proteinuria
a. pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/kgbb/hari
b. obat-obatan > obat penghambat enzim konversi angiotensin (angiotensin converting enzyme inhibitors) misalnya kaptopril mengurangi ultrafiltrasi protein glomerulus dengan menurunkan tekanan intrakapiler glomerulus dan memperbaiki size selective barrier glomerulus > antagonis reseptor angiotensin II (angiotensin II receptor antagonists) Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dan kombinasi keduanya mempunyai efek aditif dalam menurunkan proteinuria.
Terapi edema :
- penangan penyakit yang mendasari
- mengurangi asupan natrium dan air baik dari diet maupun intravena
- meningkatkan pengeluara natrium dan air dengan diuretik
- Memperbaiki nutrisi
2) diet untuk pasien SN adalah 35 kal/kgbb/hari sebagian besar terdiri dari karbohidrat.
3) diet protein normal 0,8-1 g/kgbb/hari 4) diet rendah garam 1-2 g natrium/hari Mengobati komplikasi
- hiperlipidemia.obat penurun lemak golongan statin seperti simvastatin pravastatin dan lovastatin dapat menurunkan kolesterol LDL,Trigliserid dan meningkatan kolesterol HDL.
- hiperkoagulasi digunakan dipiridamol (3 x 75 mg) atau aspirin (100 mg/hari) sebagai anti agregasi trombosit dan deposisi fibrin/trombus(1,20). Selain itu obat-obat ini dapat mengurangi secara bermakna penurunan fungsi ginjal dan terjadinya gagal ginjal tahap akhir.
- infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
DO:
- Dia terlihat sangat sedih dan depresi
- protein urin 24 jam protein urinnya tanggal 13 maret 2007 adalah 267mg/hari
- Protein urin 24 jam tanggal 22 desember 2006badalah 1589 mg/hari (normalnya 150 mg/hari).
- Urin rutinmenunjukkan protein 1+
- Mengeluh lemah
- Bengkak
- mengeluh nyeri dada disisi kiri dan perut..
- mengalami nafsu makan rendah.
- tidak suka manis dan susu.
- sensitive air dingin dan musim dingin.
- mengeluh sakit kepala pada siang hari.
Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulatori ditandai dengan edema, perubahan status mental
Perencanaan :
Tujuan :
Kelebihan Volume cairan teratasi
KH :
- Haluaran urin tepat
- Tidak ada edema
- BB stabil
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Mandiri
- Awasi denyut jantung, TD, dan CVP
- Catat pemasukan dan pengeluaran akurat
- Rencanakan penggantian cairan
- Kaji kulit wajah, kaki, area tergantung edema
- Evaluasi derajat edema
- Auskultasi paru dan bunyi jantung
- Kaji tingkat kesadaran; selidiki perubahan mental, adanya gelisah
- Awasi pemeriksaan LAB ; BUN, kreatinin, Na Serum, Hb/Ht
- Batasi cairan sesuai indikasi
- Berikan obat sesuai indikasi :
Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi terhadap Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ganggan turgor kulit (Edema) Perencanaan:
Tujuan : Tidak terjadi Kerusakan integritas kulit
KH :
- Kulit utuh
- Tidak terjadi cedera kulit
- Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler
- Pantau masukan cairan
- Inspeksi area tergantung edema
- Ubah posisi dengan sering
- Gerakan pasien denagn perlahan
- Berikan perawatan kulit
- Perahankan linen kering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar